SakramenPengurapan Orang Sakit (SPOS) adalah salah satu sakramen yang yang diterima oleh umat Kristiani. Sakramen ini, pada praktiknya kadang disalah mengerti. Banyak umat Kristiani memahami Sakramen Pengurapan Orang Sakit sebagai sakramen menuju kematian. Pemahaman ini kadang membuat orang takut untuk menerimanya. UpacaraSakramen ini secara esensial terdiri dari pengurapan dengan minyak yang, sedapat mungkin, diberkati oleh Uskup. Pengurapan ini diberikan pada dahi dan kedua tangan si sakit (ritus Roma) atau juga bagian-bagian tubuh lainnya (dalam ritus lainnya) diiringi dengan doa Imam yang memohon rahmat khusus Sakramen ini bagi si sakit. #KKGK 318. # Salahsatu sakramen yang ada dalam kepercayaan Katolik adalah pengurapan orang sakit. Sakramen dalam gereja Katolik ini masuk dalam kategori penyembuhan. Sakramen ini ditujukan untuk mereka yang ingin mendapatkan pemulihan secara jasmani atau rohani. Selain itu sakramen ini juga untuk pengurapan orang sakit atau sakramen minyak suci untuk mendapatkan pengampunan dari Tuhan. SakramenPengurapan Orang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua. Dalam sakramen ini seorang imam mengurapi si sakit dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara ini. Pengurapan orang sakit dapat dilayankan bagi setiap umat beriman, yang karena telah mencapai penggunaan akal budi, berada dalam bahaya yang disebabkan sakit atau usia lanjut atau dalam situasi yang mengancam nyawa/hidup (bdk. PengurapanOrang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua setelah sakramen Tobat. Dalam sakramen ini seorang Imam mengurapi si sakit dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara ini. "Pengurapan orang sakit dapat diberikan bagi setiap umat beriman yang berada dalam bahaya maut yang disebabkan sakit atau usia lanjut" (kanon 1004; KGK 1514). Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Sponsors Link Sakramen pengurapan orang sakit atau makna sakramen minyak suci merupakan salah satu dari tujuh sakramen yang terdapat dalam agama Katolik. Pada mulanya, sakramen ini ditujukan bagi mereka yang sedang sekarat atau mendekati ajal. Dengan fungsinya tersebut, banyak orang yang malah takut melakukan sakramen pengurapan orang sakit karena beranggapan sakramen ini dapat mempercepat kematian. Alhasil, semakin hari sakramen ini semakin jarang digunakan. Oleh karena itulah, dalam perkembangannya terjadi perubahan fungsi pada sakramen pengurapan orang sakit. Sejak Konsili Vatikan II, sakramen ini tidak hanya ditujukan bagi mereka yang sakit parah, tetapi juga bagi mereka yang lemah supaya diberikan kekuatan secara jasmani maupun rohani. Selain itu, sakramen ini juga dapat dilakukan berkali-kali, berbeda dengan mulanya yang hanya dapat dilakukan satu kali. Pelaksanaan sakramen pengurapan orang sakit dilakukan oleh seorang imam dan dihadiri oleh komunitas jemaat. Imam menumpangkan tangannya pada dahi si sakit sambil berdoa supaya Allah berkenan mengampuni jenis-jenis dosa dalam Alkitab, menganugerahkan keselamatan, dan berkenan menambahkan hati si sakit. Setelah itu, Imam mengusap tangan dan dahi si sakit dengan minyak khusus yang telah diberkati, yaitu minyak Oleum Infirmorum. Kalau kita memperhatikan, umat hierarki gereja Katolik sering sekali menggunakan lambang dan simbol dalam ritual-ritual, termasuk dalam sakramen. Bukan karena mereka menyembah benda yang dijadikan lambang tersebut, melainkan mereka ingin lebih mendalami dan merasakan kehadiran Allah yang tak terlihat melalui benda ciptaan yang berfungsi sebagai lambang. Lambang dan simbol juga dianggap dapat membuat mereka lebih mampu melihat kedalaman kebaikan, kasih, belas kasih, dan hal-hal batiniah lainnya. Simbol-simbol pada Sakramen Pengurapan Orang Sakit Minyak Urapan Minyak urapan merupakan simbol pada sakramen pengurapan orang sakit yang paling penting. Karena itulah sakramen ini juga biasa disebut sakramen minyak suci. Sejak dulu, minyak memang sudah dikenal sebagai alat yang dapat menyembuhkan dan menyucikan. Dalam Alkitab sendiri, minyak urapan sudah disebutkan dua puluh kali, dan sebagian besar berfungsi untuk menguduskan sesuatu, seperti mezbah, bejana, dan peralatan-peralatan dalam kemah suci lainnya. Selain itu, minyak urapan juga dapat digunakan untuk acara-acara tertentu, seperti pelantikan imam, raja, dan nabi. Oleh karena itu, jaman dahulu orang biasa dilarang untuk menggunakan minyak urapan, apalagi membuatnya demi kepentingan pribadi. Dalam kitab Keluaran 3023-24, bahan-bahan untuk membuat minyak urapan terdiri dari mur, kayu manis, dan bahan-bahan alami lainnya. Sedangkan untuk perjanjian baru, minyak urapan hanya disebutkan empat kali dan masing-masing memiliki tujuan yang berbeda-beda. Salah satu dasar Alkitab penggunaan minyak dalam sakramen pengurapan orang sakit yaitu terdapat pada Yakobus 514 yang mengatakan, “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.” Tanda Salib Simbol yang paling identik dengan umat Kristiani adalah tanda salib. Pada pelaksanaan sakramen pengurapan orang sakit, Imam membuat tanda salib pada dahi dan tangan si sakit. Umat Katolik memang sering sekali menggunakan salib dalam kehidupan sehari-harinya, contohnya membuat tanda salib di tubuh saat sebelum dan sesudah berdoa. Beberapa ajaran mengatakan bahwa dengan membuat tanda salib secara tidak sadar mereka disucikan oleh Allah. Selain itu, membuat tanda salib juga dapat melindungi umat dari ajaran duniawi yang menyesatkan. Namun secara umum, penggunaan tanda salib memiliki makna yaitu untuk mengingatkan kita akan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Penggunaan tanda salib Katolik juga memiliki sejarah sendiri. Pada abad kedua, banyak sekali umat Kristiani yang dianiaya dan dibunuh oleh orang Romawi. Sampai suatu ketika mereka bertemu dengan seorang Jenderal Romawi yang memiliki belas kasih pada orang Kristen yang disiksa. Namanya adalah Konstantinus, nama yang sekarang dijadikan nama kota di Turki. Pada suatu malam, Sang Jenderal bermimpi, apabila ia ingin menang melawan Maxentinu di kota Roma, maka dia harus menandai seluruh pedangnya dengan tanda salib. Dia pun melakukannya, alhasil menanglah Sang Jenderal dan umat Kristiani terbebas dari penyiksaan. Itulah awal mulanya umat Kristiani mulai menggunakan tanda salib. Dahi Saat melakukan pengurapan, sang Imam mengoleskan minyak suci pada dahi si sakit. Alasan mengapa dahi dijadikan simbol dalam sakramen ini dikarenakan dahi merupakan salah satu bagian tubuh manusia yang paling mudah dilihat. Umat Katolik percaya bahwa mereka perlu memperlihatkan citra karakter Kristus melalui perbuatan. Dengan mengurapi dahi si sakit, menandakan kebutuhan akan Kristus serta bersedia mengikut-Nya, dan secara tidak langsung akan menggambarkan citra Kristus melalui dirinya. Tangan Selain dahi, Imam juga mengoleskan minyak suci pada tangan si sakit. Tangan dianggap sebagai anggota tubuh yang paling sering digunakan saat melakukan aktivitas. Dengan mengurapi tangan, si sakit diingatkan supaya senantiasa melakukan segala aktivitasnya untuk kepentingan dan kehendak-Nya. Menumpangkan Tangan Dalam Markus 1618 berbunyi, “… mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Ayat ini merupakan salah satu dasar mengapa Imam menumpangkan tangan saat mengurapi si sakit. Selain dalam sakramen pengurapan orang sakit, banyak sekali acara/ritual yang juga melibatkan penumpangan tangan. Menumpangkan tangan menjadi salah satu simbol dalam sakramen pengurapan orang sakit karena memiliki makna bahwa kuasa Tuhan memasuki orang yang sakit melalui mediasi dari Imam. Selain itu, menumpangkan tangan pada si sakit juga dirasa dapat memberikan kenyamanan, menunjukkan kepedulian dan perhatian. Tanda Sakramen Pengurapan Orang SakitSimbol Sakramen Orang Sakit dalam Gereja Katolik1. Minyak Urapan2. Tanda Salib3. Dahi4. Menumpangkan Tangan5. TanganTanda Sakramen Pengurapan Orang – Simbol pengurapan orang sakit. Sakramen pengurapan orang sakit atau minyak suci adalah salah satu sakramen dalam gereja Katolik. Awalnya sakramen ini ditujukan bagi mereka yang tengah mendekati di masa sekarang sakramen ini ditujukan untuk membantu penyembuhan orang sakit. Sama seperti doa untuk orang sakit supaya memohon kepada Tuhan agar penyakit bisa segera sembuh dalam agama dilakukan oleh seorang imam dan dihadiri juemaat. Imam menumpangkna tangannya pada dahi si sakit dan berdoa supaya Allah memberikan keselamatan dan menyembuhkan penyakit yang diderita selama ini memiliki simbol dan tentu saja Anda sebagai orang percaya harus mengimaninya. Di sini kami akan menjelaskan kepada Anda tentang simbol atau tanda sakramen pengurapan orang sakit, silahkan simak pembahasannya di bawah Sakramen Orang Sakit dalam Gereja KatolikLangsung saja tanpa banyak basa basi lagi, silahkan simak kumpulan contoh simbol sakramen orang sakit menuru gereja Katolik. Simak pembahasannya di bawah Minyak UrapanMinyak urapan adalah simbol sakramen pengurapan orang sakit yang paling pentinng. Sejak dulu minyak dikenal sebagai alat penyembuhan dan penyucian. Dalam Alkitab, minyak urapan disebutkan banyak sebagai pengudusan sesuatu, seperti mezbah, bejana, dan itu minyak urapan juga dikatakan sebagai alat pada pelantikan imam, raja, dan nabi. Maka dari itu zaman dahulu orang biasa dilarang menggunakan minyak urapan apalagi membuatnya demi kepentingan urapan di antaranya adalah mur, kayu manis, dan bahan alami lainnya. Sedangkan untuk Perjanjian Baru, minyak urapan hanya disebut 4 kali dan memiliki tujuan yang ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama 5142. Tanda SalibDalam pelaksanaan sakramen ini, imam membuat tanda salib pada dahi dan tangan orang yang sakit. Umat Katolik memang sering menggunakan salibnya dalam kehidupan sehari-hari seperti membuat tanda salib sebelum dan sesusah ajaran juga mengajarkan dengan membuat tanda salib secara tidak sadar mereka disucikan oleh Allah. Selain itu juga bisa melindungi umat dari ajaran duniawi yang menyesatkan namun secara umum penggunaannya bermakna untuk mengingatkan kita akan kematian dan kebangkitan abad kedua banyak umat Kristiani dianiaya dan dibunuh oleh orang Romawi. Sampai suatu ketika mereka beremu jenderal asal Romawi yang berbelas kasih, namanya adalah Konstantinus. Ia bermimpi jika menang melawan Maxentinu di Roma, maka dia harus menandai seluruh pedangnya dengan salib. Dia pun melakukannya dan berhasil membebaskan umat Kristen dari DahiImam mengoleskan minyak suci pada dahi orang sakit pada saat sakramen pengurapan orang sakit. alasannya karena dahi merupakan salah satu bagian tubuh manusia yang paling mudah dilihat, mereka percaya bahwa perlu memperlihatkan citra karakter Kristus melalui perbuatan. Dengan mengurapi dahi, menandakan kebutuhan akan Kristus serta bersedia Menumpangkan TanganMereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan 1618Ayat tersebut menjelaskan alasan mengapa imam menumpangkan tagan saat mengurapi orang TanganImam juga mengoleskan minyak suci pada tangan orang sakit. Sebab tangan juga dianggap sebagai bagian tubuh yang mudah dilihat dan sering digunakan untuk melakukan aktivitas. Dengan mengurapi tangan, orang sakit diingatkan agar senantiasa beraktivitas untuk kepentingan dan KataSekian dulu pembahasan dari kami mengenai simbol sakramen pengurapan orang sakit. Semoga bisa membantu Anda menjelaskan tentang fungsi dan manfaat sakramen pengurapan orang Perceraian dalam Agama KristenPerbedaan Perjanjian Lama dan Perjanjian BaruMakna Pentakosta bagi Orang Kristen Pengurapan Orang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua. Dalam sakramen ini seorang imam mengurapi orang yang sakit dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara ini. "Pengurapan orang sakit dapat dilayankan bagi setiap umat beriman yang, karena telah mencapai penggunaan akal budi, mulai berada dalam bahaya yang disebabkan sakit atau usia lanjut" kanon 1004; KGK 1514. Baru menderita sakit ataupun makin memburuknya kondisi kesehatan membuat sakramen ini dapat diterima berkali-kali oleh seseorang. Rincian The Seven Sacraments 1445 oleh Rogier van der Weyden menunjukkan sakramen Extreme Unction atau Anointing of the Sick. Dalam tradisi Gereja Barat, sakramen ini diberikan hanya bagi orang-orang yang berada dalam sakratul maut, sehingga dikenal pula sebagai "Pengurapan Terakhir", yang dilayankan sebagai salah satu dari "Ritus-Ritus Terakhir". "Ritus-Ritus Terakhir" yang lain adalah pengakuan dosa jika orang yang sekarat tersebut secara fisik tidak memungkinkan untuk mengakui dosanya, maka minimal diberikan absolusi, yang tergantung pada ada atau tidaknya penyesalan si sakit atas dosa-dosanya, dan Ekaristi, yang bilamana dilayankan kepada orang yang sekarat dikenal dengan sebutan "Viaticum", sebuah kata yang arti aslinya dalam bahasa Latin adalah "bekal perjalanan".

gambar sakramen pengurapan orang sakit